Minggu, 19 Januari 2014

Merawat Bayi Secara Tepat dan Benar

Merawat Bayi Secara Tepat dan Benar

Merawat bayi baru lahir menjadi pengalaman yang sangat membahagiakan bagi orangtua baru. Peran baru sebagai seorang ibu selain menggembirakan terkadang juga menimbulkan kekhawatiran. Selama ibu mengikuti petunjuk perawatan bidan atau dokter, maka tidak perlu cemas. Satu hal yang perlu diperhatikan saat merawat bayi adalah hati-hati, cermat dan tidak mudah panik.

Apabila Anda merupakan salah satu orang tua yang tengah menyambut kedatangan si kecil, beberapa tips merawat bayi baru lahir berikut ini ada baiknya Anda ketahui sebagai persiapan sebelum mempraktekkannya:

1.Pemberian ASI sebaiknya tidak boleh diselingi dengan susu formula
Perlu dicatat bahwa bila tidak ada hal-hal yang menghalangi ibu memberikan ASI pada bayi seperti kondisi ibu yang sakit berat, atau bila mendapat sedang dalam tahap pengobatan dengan obat yang dapat dikeluarkan bersama ASI dan dapat membahayakan kesehatan bayi atau bila ASI tidak dapat keluar sama sekali, maka pemberian susu formula mendapat tempat.

Sebaliknya, bila ASI diselingi dengan pemberian PASI (Pengganti ASI, misalnya susu formula) padahal ibu tidak ada halangan memberikan ASI, akan memberikan dampak yang tidak baik. Produksi ASI akan berkurang karena tidak selalu dikosongkan melalui rangsangan hisapan bayi. Segala kebaikan dan manfaat ASI tentunya tidak akan diperoleh oleh bayi. Selain itu, bayi akan mulai belajar minum dengan dot, yang bagi si kecil, kegiatan ini lebih menyenangkan karena ia tidak perlu bersusah payah mengisap namun pancaran susu cukup banyak.

2.Bayi baru lahir tidak perlu memakai gurita
Perawatan bayi dengan mengenakan gurita perlahan kini sudah mulai ditinggalkan. Penggunaan gurita yang ketat pada bayi justru akan menekan bagian perut bayi, membuat bayi kesulitan bernafas, menekan lambung dan membuat bayi tidak nyaman. Seandainya ibu ingin tetap mengenakan gurita sebaiknya ikatan harus longgar.

3.Perawatan bayi dengan bedong
Bayi baru lahir memang membutuhkan kehangatan, namun bukan dengan membungkusnya rapat-rapat dengan kain bedong. Bila ingin memberi kehangatan, sebaiknya lipatan kain jangan terlalu erat. Sangat disarankan untuk lebih sering membebaskan bayi dari bedong agar bayi dapat bergerak bebas. Merawat bayi dengan membungkus kain bedong menjadi kebiasaan sebagian orangtua selain untuk kehangatan juga karena mereka cemas bila melihat bayinya seperti ada reflek terkejut atau dalam bahasa medis disebut hynogogic startles.

4.Cara perawatan tali pusar
Tidak membutuhkan penanganan khusus, pastikan saja tali pusat tidak berbau.
Cara: Setelah bayi dimandikan, bungkus tali pusat dengan kain kasa yang dibasahi alkohol 70%. Jangan taburi apapun, baik antibiotika atau bedak. Ke dokter bila: kulit sekitar tali pusat menjadi merah, bengkak atau tampak berdarah.

5.Matanya lengket
Bersihkan matanya dengan kapas yang dibasahi air matang dari arah hidung ke telinga. Gunakan satu kapas untuk sekali pembersihan. Ke dokter bila: terlihat ad acairan kuning dan sangat lengket.

6.Hidung tersumbat
Gunakan krim penghangat khusus untuk bayi.oleskan ke dadanya namun bila kulit bayi sensitive, oleskan di bagian luar kaos dalamnya sehingga tidak langsung ke kulit.

7.Pilek
Agar tidak mengalami dehidarasi atau kekurangan cairan, berikan minum yang cukup. Jika masih minum ASI, sering-sering susui. Jemur bayi pad apagi hari, karena kegiatan ini akan membantu mengeluarkan lender di hidung.Bersihkan lendirnya dengan saputangan kain yang lembut dan menyerap air atau dengan tisu super lembut.

8.Panas tidak turun sampai lebih dari 2 hari
Segera bawa ke dokter karena demam yang tidak turun dari dua hari bisa merupakan tanda infeksi sekunder, yaitu infeksi yang diakibatkan penyakit terdahulu. Jangan memberikan obat penurun demam tanpa konsultasi dengan dokter anak Anda.

9.Sembelit
Pijat perut bayi secara perlahan dari arah kanan bawah perut ayi, membentuk “hati” dengan gerakan searah jarum jam. Pijatan ini mmebantu kerja organ pencernaan dan mencegah timbulnya sembelit.

a. Jika bayi masih minum ASI eksklusif, usahakan Anda konsumsi banyak serat (baik dari sayur maupun buah-buahan) dan banyak minum air putih.
b. Bila bayi sudah makan makanan pendamping ASI, beri cairan yangbanyak termasuk jus buah atau kuah sayur dan buah.

10.Penggunaan bedak bayi
Bayi baru lahir sebaiknya tidak perlu diberi bedak tabur seluruh tubuh usai mandi. Resiko terhirup serbuk halus dari bedak tabur akan masuk paru -paru dan mengganggu pernafasan bayi. Bila memang ingin memberi bedak sebaiknya gunakan bedak padat dengan spon lembut. Cukup usap tipis pada daerah lipatan paha, lipatan bawah lutut, ketiak, dan leher. Perawatan bayi usai buang air kecil dan buang air besar dengan menabur bedak di pantat atau alat kelamin tidak direkomendasikan lagi. Menabur bedak justru akan menumpuk kotoran pada daerah alat kelamin bayi dan mudah terjadi lecet atau iritasi. Pori-pori kulit bayi masih sangat sensitif dan perlu sirkulasi udara terutama di daerah pantat dan alat kelamin yang tertutup.

11.Penggunaan popok yang aman
Sebaiknya, perawatan bayi menggunakan popok kain yang berbahan katun lembut. Bila terpaksa mengunakan pampers saat berpergian, sebaiknya sering diperhatikan kondisi pampers. Ganti setiap basah. Anjuran terbaik adalah gunakan popok kain dari bahan katun yang lembut. Popok kain selain ramah lingkungan juga aman untuk bayi. Bayi terhindar dari resiko alergi dan infeksi dan ruam popok. Salam hangat semoga bermanfaat.

12.Bayi sebaiknya tidak ditidurkan dalam keadaan tengkurap
Di negara kita, kebanyakan bayi ditidurkan dalam posisi yang alami yakni terlentang. Dulu, kerap dianjurkan agar bayi ditidurkan dalam posisi tengkurap atau telungkup. Hal ini dimaksudkan untuk menghindari bahaya tersedak atau aspirasi, yakni istilah untuk masuknya makanan ke dalam saluran pernapasan saat bayi gumoh atau muntah. Padahal, yang dapat terjadi justru sindrom kematian mendadak pada bayi yang ditidurkan telungkup. Lain hal bila bayi sudah dapat tengkurap dengan sendirinya, biarkan ia mencari sendiri posisi tidurnya yang nyaman. Jadi dianjurkan, sebelum bayi berusia 4 bulan, sebaiknya tidak menidurkan bayi dalam posisi telungkup atau tengkurap.

Selamat menjalani peran menjadi ibu baru.

  • diambil dari beberapa sumber

Artikel Terkait